Bagian dua; kesalahan terbesar.

Mobil brio kuning itu berhenti tepat di depan gang besar yang mengantarkan Joey ke arah kos-kosan yang sudah ia tempati selama hampir setengah tahun.

”Akhirnya udah sampai.” Ujar Hendra setelah selesai mengerem mobil kesayangannya.

Joey yang masih terlihat kesal karena Hendra tak kunjung menjawab pertanyaannya itu, segera mengambil tas kerjanya dan melepaskan sabuk pengaman.

”Makasih.” Singkat Joey kemudian turun dari mobil Hendra.

BRAAGGHHH... Joey sengaja membanting pintu mobil dengan keras, agar Hendra juga sama kesalnya dengan dirinya.

Mengabaikan rasa kesalnya, Joey mulai melangkah melewati gang yang masih ramai dengan anak kecil berlalu lalang. Joey sengaja memilih kos yang jauh dari apartemen Nagara, agar lelaki itu tidak bisa mengunjunginya setiap hari hanya untuk mengajaknya kembali ke kediaman mereka berdua.

Sampai saat ini, Joey sebenarnya masih marah dan kecewa dengan Nagara. Namun karena masalah pekerjaan, ia harus bersikap profesional dan berusaha sebisa mungkin tidak membawa masalah rumah tangganya ke pekerjaannya itu. Orang-orang hanya tahu bahwa Joey dan Nagara berhubungan baik layaknya seorang sekretaris dan atasan. Namun nyatanya, setiap kali melihat wajah tampan Nagara, Joey sangat ingin menampar pipi itu dengan keras dan berteriak bahwa dirinya sakit. Hatinya masih sakit, hatinya masih hancur karena perbuatan suaminya kala itu.

Langkahan Joey tiba-tiba terhenti. Bukan karena ia sudah sampai di depan kos, melainkan ia melihat mobil Nagara tengah terparkir tidak jauh dari tempatnya berada. Joey sangat yakin kalau itu adalah mobil suaminya. Namun, kenapa mobil itu berada disini?

Joey perlahan mendekat untuk memastikan. Akan tetapi, niatnya itu justru membuat hatinya semakin teriris-iris. Faktanya, di dalam mobil tersebut Nagara tidak sendiri. Lelaki yang tadi sempat mengajaknya untuk pulang bareng itu, kini sedang mencumbu mesra wanita lain. Wanita yang Joey lihat beberapa bulan yang lalu mampir ke apartemen Nagara pada malam hari. Dan itu adalah wanita yang sama.

Tangan Joey semakin meremat tas laptopnya dengan kuat. Ingin rasanya ia melempar tas laptopnya yang berat ini ke arah kaca mobil Nagara. ’Dasar cowok bajingan’ batinnya.

Detik selanjutnya, ada seseorang yang menarik tangannya secara tiba-tiba. Membawa tubuhnya berbalik ke dalam pelukan orang tersebut.

”Jangan dilihat kalau nggak mau hati lu sakit.” Suara berat Hendra membuat pertahanan Joey runtuh.

Tangisan Joey pecah seketika. Tangisan yang sudah gadis itu tampung selama berbulan-bulan, kini keluar begitu saja. Hatinya tidak sanggup untuk menahan air matanya lagi. Joey semakin terisak didalam pelukan Hendra seiring hatinya yang semakin perih.

Kenapa harus sekarang? Kenapa disaat Joey ingin kembali ke pelukan Nagara, lelaki itu justru menyakiti hatinya untuk kedua kalinya. Mungkin memang benar, menikah dengan Nagara adalah sebuah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

—jaemtigabelas