bagian dua puluh dua; hasrat.
Ditemani oleh dinginnya malam, sepasang suami-istri itu tengah tertidur di kasur yang sama. Saling menatap dan menelusuri arti tatapan tersebut. Lebih dari dua puluh menit mereka seperti ini. Berbicara melalui insting mata yang kuat. Hanya mereka yang mengerti.
”Saya mau sentuh kamu.” Suara Nagara pertama yang terdengar. Dengan tatapan yang tenang, menenangkan hati Joey.
”Yaudah sentuh aja mas kalo mau.” Jawab Joey yang matanya masih belum berkedip sama sekali.
Tersirat rasa takut di netra tersebut. ”Tapi saya takut kamu hamil lagi.”
Kepala Joey terangkat sedikit, membenarkan kepalanya yang semakin mendekat ke kepala Nagara. ”Mas nggak mau kehadiran seorang bayi?”
Diam. Nagara membisu. Tangannya terangkat membelai surai hitam pekat itu. ”Urusan anak, saya bisa pikir nanti. Yang penting tunggu kandungan kamu sehat dulu. Saya masih bisa menghamili kamu meskipun usia saya tua, Joey.”
Kini Joey mengerti besarnya rasa cinta Nagara padanya. Rasa cinta yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Nagara yang mempedulikan keselamatan dirinya, Joey sudah menganggap bahwa lelaki itu amat sangat mencintainya. Dan Joey kini bisa merasakan itu.
“Sini kamu!” Pinta Nagara.
Lelaki berkaos putih polos itu langsung meraih pinggang Joey. Satu tangan kanannya mampu membawa gadis itu kepelukannya. Joey melebarkan matanya. Ada yang mengalir deras di sekujur tubuhnya saat ia bersentuhan langsung dengan Nagara. Hidungnya mencium aroma minyak telon dari lelaki yang sedang memeluknya saat ini. Dan ia menatap wajah tampan nan memukau itu dalam jarak yang sangat dekat. Cukup untuk menjadi alasan, kenapa jantungnya seperti hampir lompat dari tempatnya.
“Apa?” Tanpa rasa berdosa, Nagara bertanya sambil menyunggingkan senyumnya.
“Wangi.” Jawab Joey tertahan sambil menundukkan wajahnya.
“Kamu baru tahu kalo wangi suami kamu emang kayak gini, Joey ?”
Joey tidak bisa menjawab pertanyaan konyol Nagara. Tentu saja ia tahu. Ia tahu benar bagaimana aroma tubuh dari lelaki yang berstatus suaminya itu. tapi Joey tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.
Menyadari Joey yang masih sibuk dengan lamunannya sendiri, Nagara semakin mempererat pelukannya. Bahkan sekarang, tangan kirinya sudah ikut andil dalam mengurung tubuh mungil itu. Nagara memulai serangannya dengan meletakkan dagunya dibahu Joey. Menempelkan bibirnya untuk mengecup leher gadis itu. Tak ketinggalan hidungnya yang mancung mulai mengendus tengkuk Joey.
Joey kontan memejamkan matanya dan bibirnya mengeluarkan lenguhan kecil. Tentu saja. Itu adalah salah satu titik kelemahannya. Nagara mungkin sudah sangat ahli dibidang ini.
Bagaimana tidak? Pergerakannya sangat cepat. Keterampilannya dalam membius Joey memang pantas diacungi jempol. Joey masih belum tersadar dari menikmati ciuman Nagara di lehernya saat jari-jari lentik nan panjang milik Bapak Nagara itu mulai melepas satu–persatu kancing kemeja yang dipakai gadis itu.
Mungkin malam ini, Nagara tidak bisa menahan hasratnya untuk tidak meniduri Joey. Lelaki itu sudah sangat merindukan aroma tubuh istrinya.
Nagara ambruk diatas Joey. Menciumi seluruh permukaan wajah cantik itu yang basah karena keringat. Beberapa kali dia melumat lembut bibir Joey. Dia seperti tak pernah puas pada tubuh gadis itu.
Napas mereka tersenggal bersama. Nagara menyingkir dari tubuh Joey dan menyelimuti tubuh telanjang istrinya. Joey menatap Nagara. Dia sedang memejamkan matanya. Mulutnya sedikit terbuka untuk mengambil napas.
“Maaf kalo mainnya agak kasar.” Nagara menatap Joey sedikit menyesal.
Joey menggelengkan kepalanya. Gadis itu tahu betapa rindunya Nagara pada dekapannya. Joey memaklumi itu.
Kepala Joey terangkat untuk bersandar pada dada bidang dan polos lelakinya. Sehingga dirinya saat ini bisa mendengar degup jantung Nagara yang berdetak sedikit cepat dari biasanya.
”Besok... temenin saya ke suatu tempat.” Ucap Nagara sambil membelai rambut Joey.
”Kemana mas?”
”Ke rumah oma. Ada sesuatu yang harus saya luruskan.”
Joey diam sejenak. Jantungnya ikut berpacu cepat. ”Tentang Freya ya?”
”Hmmmm...” Gumam Nagara yang artinya ’iya’
”Lo mau nikah sama dia?”
”Ya Tuhan nggak.” Tegas Nagara langsung. ”Sampai kapanpun istri saya itu kamu Joey. Saya nggak bakal menikahi gadis lain selain kamu.”
Joey tersenyum. Mempererat pelukannya. Menandakan bahwa Joey percaya pada kalimat Nagara. Bahwa suaminya tidak ada niatan untuk menikahi gadis lain selain dirinya. Hanya Joey... hanya dirinya lah yang bisa menempati hati lelaki super kaku ini. Joey senang mendengarnya.
”Makasih. Gue cinta sama lo, Nagara.”
Cup
Kecupan itu mendarat di pipi Nagara. Membuat lelaki itu menoleh dan menatap Joey lekat. Kepalanya sedikit menunduk hanya untuk mencium bibir ranum itu lagi. Melumatnya sebentar hanya sekedar untuk menyalurkan rasa cintanya.
”Saya juga cinta sama kamu, Joanne.”
Joey kembali pada tempat ternyamannya. Di pelukan Nagara.
Nagaranya yang tampan. Nagaranya yang malang. Nagaranya yang berwajah dewa setengah iblis. Nagaranya yang kaya raya. Nagaranya yang tidak sempurna. Joey memeluknya dengan segala kelebihan dan kekurangan lelaki itu.
—jaemtigabelas