bagian empat; Mencintai seseorang

Di balkon. Nampak Hendra yang sedang meminum teh hangatnya. Memandangi cahaya rembulan di malam yang indah itu. Joey berjalan menghampirinya.

“Woyyy...” Joey menyenggol lengan Hendra. membuat lelaki itu menoleh padanya.

“Apaan? Ganggu aja nih putri duyung.”

Sorot mata Joey berubah sinis. Padahal ia hanya ingin menyapa Hendra dengan sok akrab. Tapi lelaki itu malah membalas dengan kalimat ketusnya.

“Kemana sih tadi? Chat gue nggak dibales.” Tanya Joey penasaran.

“Abis keluar, ketemu sama orang.”

“Siapa? Cewek?”

Hendra mengangguk. “Mantan gebetan gue.”

Mata Joey membulat sempurna. Hendra? dengan gadis?

“Wehhh siapa? Kenalin dong?” Gadis mungil itu kembali menyenggol lengan Hendra. Ia sangat penasar tentang gadis yang pernah singgah di hati lelaki bernama Hendra ini.

“Kepo lu neng. Rahasia negara ini mah.”

“Dihhh... Rahasia negara. Presiden bukan, sok-sok an banget sih jadi orang.” Joey mulai kesal. Kesal karena Hendra membuatnya mati penasaran. “Cantik?”

“Iya lah. Lebih cantik dari istri cerewet punya Bapak Nagara.”

Gadis yang surainya diterpa angin itu memutar bola matanya. Benar-benar, berbicara dengan Hendra harus diiringi dengan kesabaran hati yang sangat tinggi.

“Lo masih tertarik sama dia?”

“Dikit.”

“Lo nggak coba menjalin hubungan gitu sama dia?”

“Nggak tahu.”

“Kenapa?”

“Dia tadi ngajak ketemu, buat bahas pernikahan dia sama cowok lain neng.” Jawab Hendra dengan raut wajah yang datar.

Joey langsung diam seketika. Merasa bersalah karena mungkin saat ini Hendra sedang berusaha untuk menutup lukanya. Namun yang Joey lakukan justru membuka luka lelaki tidak bersalah itu.

“Maaf, gue nggak tahu.” Joey menyesal.

Hendra terkekeh pelan. Seolah mengerti kebiasaan Joey yang asal berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu. “Iya gue maafin. Lamborgini dulu tapi.”

BUGHHH... Joey memukul pelan lengan Hendra, “Sialan lo.”

Nagara tiba-tiba berdiri dibelakang mereka. Oh, sejak kapan suaminya itu pulang? Nagara lalu memeluk Joey dari belakang. Joey merasa deja vu. Kenapa harus di balkon ini lagi? Rahasia apalagi yang akan ia tahu kali ini?

“Gue mau ngomong sesuatu sama lu.” Hendra melirik Nagara.

“Ngomong apa?” Nagara menjawab sambil mengecup puncak kepala Joey.

“Gue harap lu nggak bakal patah hati ye pak... Gue lagi suka sama cewek.”

Nah kan.

Nagara dan juga Joey tidak bisa berkata-kata lagi. Mereka berdua sama-sama menatap Hendra dengan tatapan yang tidak menyangka. Jadi, Hendra berhasil menyukai seorang gadis?

“Akhirnya. Suka sama siapa lo?” Tanya Nagara penasaran.

Hendra mengangkat bahunya sambil tersenyum lebar. Tangannya terangkat hanya untuk mengacak-acak rambut Joey, membuat gadis itu kembali mendengus kesal. Hendra gemas sekali pada wajah Joey dengan mata yang membulat karena terkejut.

‘Istri lu.’ Ucap Hendra, dalam hati.

—jaemtigabelas