bagian lima puluh enam; ruang rahasia
🔞
“Jeff. Kamu disitu?” Tanya Anne sambil sedikit membuka pintu kerja suaminya.
Jeffry tersenyum manis, “Iya aku disini.”
Anne lalu masuk ke dalam ruang kerja Jeffry. Menghampiri lelaki jangkung itu yang sedang sibuk memberesken tumpukan berkas kerjanya.
“Ada apa, hm?” Tanya Jeffry dengan raut wajah yang sedikit lelah. Anne merasa kasihan pada suaminya, ini pasti karena kerjaan lelaki itu yang sangat banyak. Sehingga Jeffry tidak memiliki waktu untuk beristirahat.
Anne melihat sekeliling. Ruangan kerja Jeffry didominasikan oleh rak buku yang berjejer memenuhi dinding ruangan. Jeffry sangat menyukai ruangan ini. Anne sampai heran saat menyadari lelaki itu jarang tidur disampingnya, melainkan tertidur di sofa ruang kerjanya ini.
“Luna nyariin kamu dari tadi. Ternyata kamu disini.” Dumel Anne pada sang suami.
Jeffry kemudian berjalan menghampiri rak buku yang ada di belakang meja kerjanya, lalu menaruh beberapa berkasnya diantara tumpukan buku yang ada disana. “Iya, habis ini aku bakal nemenin dia main. Maaf ya, kerjaan aku banyak banget. Jadi nggak ada waktu buat main sama Luna.”
Anne terdiam sejenak. Ia kemudian melirik secangkir teh yang ia buat khusus untuk suaminya tadi. Namun teh tersebut masih terlihat utuh, bahkan tidak berkurang sedikit pun. Sepertinya, Jeffry terlalu sibuk hanya untuk meminum teh hangat buatan Anne.
Wanita berambut sebahu itu kemudian menghampiri Jeffry. Memeluk punggung kekar itu dari belakang. Memeluknya sangat erat. Seperti tidak ingin sang tuan pergi barang sejengkal pun.
Menyadari perlakuan istrinya yang terlihat sedikit langka itu, Jeffry hanya terkekeh kecil. Ia sangat tahu pasti istri cantiknya ini sedang menginginkan sesuatu.
“Kenapa, hm?”
”I miss you a lot.” Jawab Anne semakin mempererat dekapannya.
Jeffry kemudian membalikkan tubuhnya menghadap Anne. Kedua tangan istrinya ia genggam dengan perasaan sayang yang menyelimut hatinya saat ini. Jeffry sedikit terduduk di atas meja kerjanya. Membelai surai hitam itu dengan perlahan. Menatap manik mata itu sangat dalam. Sudah lama mereka tidak melakukannya seperti ini. Tidak ada waktu, adalah salah satu alasannya.
”I miss you too.” Bisik Jeffry dengan suara yang sedikit serak basah.
Anne lalu melingkarkan tangannya ke leher suaminya. Ia tersenyum lebar kemudian. Cantik, pikir Jeffry. Dengan hati yang berbunga-bunga, sang wanita semakin mengikis jarak yang tercipta diantara mereka. Akan tetapi di detik selanjutnya, Jeffrey menahan kepala Anne dengan menyentuh bibirnya. Membuat Anne langsung mengernyitkan alisnya.
“Luna emang sudah tidur?” Tanya Jeffry sambil tersenyum nakal. Sebenarnya tujuannya adalah hanya ingin menggoda Anne. Supaya wanita itu marah dan kesal. Dan bingo, wanita dengan pakaian piyama itu terlihat kesal seketika.
Anne melemaskan bahunya, “Jeefffff ... iya sudah tidur. Gara-gara kamu kelamaan sibuk sama kerjaan kamu.” Cibir Anne pada sang suami.
Jeffry terkekeh pelan. Kepalanya sedikit menengadah ke atas. Mensejajarkan tatapan sang istri yang sedikit lebih tinggi darinya saat ini. ”Wanna play with me girl?”
Anne tahu kalau Jeffry sedang menggodanya saat ini. Apalagi tangan kekarnya sekarang sudah berada di daerah belakang wanita itu. Sentuhan Jeffry membuat Anne terlena, dan membuat istrinya menganggukkan kepalanya setuju.
Merasa mendapatkan lampu hijau, Jeffry memiringkan kepalanya lalu mencumbu mesra bibir ranum sang istri. Pelukan mereka semakin erat. Suara decapan pun mulai terdengar. Untung saja ruangan ini kedap suara. Sehingga tidak terdengar sampai luar saking intensnya ciuman suami-istri ini.
Detik selanjutnya, ponsel Jeffry bergetar disampingnya. Menandakan ada panggilan masuk dari nomer yang tidak dikenal. Jeffry tidak mempedulikannya. Acaranya dengan sang istri jauh lebih penting dari panggilan tersebut. Jeffry lalu membalikkan ponselnya, memposisikan layarnya yang berada dibawah sekarang.
Ciuman itu semakin panas. Mungkin mereka harus berpindah tempat agar lebih leluasa melanjutkan aktivitas malam mereka. Ya, mereka harus pindah. Karena bahaya apabila Anne berlama-lama ada didalam ruangan ini. Istrinya itu tidak tahu, bahwa ada ruangan rahasia yang tersembunyi di dalam ruang kerja Ini.
—jaemtigabelas