bagian tiga; menuruti kemauan sang istri.
Setelah membaca pesan dari Dokter fransiska, Nagara berjalan menuju kamarnya dengan jantung yang berpacu sangat cepat. Hanya Joey yang bisa membuatnya seperti ini. Mengapa gadis itu harus meminta yang aneh-aneh? Mengapa bukan meminta mangga yang dipetik dari pohon tetangga? Nagara bisa menyuruh Hendra nanti.
Nagara membuka pintunya. Menampakkan Joey yang tengah tertidur dengan posisi memunggunginya saati ini. Mata gadis itu nampak terpejam. Namun, Nagara yakin kalau istrinya yang banyak mau itu hanya berpura-pura tidur.
Dengan perlahan, Nagara duduk di tepi kasur. Memandangi sejenak wajah basah itu. Joeynya menangis. Apakah ini efek dari kehamilannya juga?
“Saya tahu kamu belum tidur, Joanne.”
Mendengar suara berat itu, Joey akhirnya membuka mata. Menatap malas ke arah Nagara lalu terduduk dihadapan lelaki itu.
“Ngapain ke sini?” Ketus Joey. Bukan hanya nada bicaranya. Melainkan sorot matanya juga yang ingin membunuh Nagara saat ini.
Tangan Nagara mulai mengusap pelan pipi Joey. Lembut dan halus. Ia tahu, cara menghadapi istri yang sedang hamil muda begini, harus dengan lembut. Jangan sampai ada bentakan sedikitpun. Apalagi jika kamu harus berhadapan dengan gadis bernama lengkap Joanne Josephine.
“Kamu tahu kan, ini bahaya banget buat kamu sama bayinya. Kamu yakin masih mau melakukannya?”
Walaupun masih ragu, Joey menganggukkan kepalanya. Dasar.
Nagara memejamkan matanya sejenak. Berharap ini hanyalah sebuah mimpi. Sehingga ia sudah terbangun tanpa harus melakukan hal yang akan membahayakan nyawa kedua orang yang sangat dicintainya.
“Ya sudah. Lakuin pelan-pelan ya. Berhenti kalau kamu udah ngerasa capek. Paham?”
Joey mengangguk antusias. Matanya berbinar seperti anak kecil yang dikasih es krim oleh orang tuanya. Gadis itu langsung mencium bibir Nagara sekilas. Dengan senyum yang mengembang nakal, Joey berlutut didepan Nagara. Tangannya yang lentik dengan terampil membuka kancing celana hitam itu. Dan sampai sejauh ini, Nagara masih bertanya dalam hati. Apa yang terjadi pada Joeynya?
Benar seperti dugaan Nagara. Ia tidak merasa cukup dengan mulut Joey. Percuma untuk menahan, karena kali ini Joey juga merengek ingin lebih. Pertahanan Nagara runtuh, ia menyerah. Nagara hanya bisa menuruti nafsunya dan istri nakalnya malam ini.
Nagara membaringkan Joey di tempat tidur. Lelaki itu melihat lagi pemandangan favoritnya. Terasa lama sekali tidak menikmati ini. Dia sudah membuat istrinya bulat. Dan tugas terakhirnya adalah mempersiapkan dirinya sendiri.
“Kalau saya kelepasan, teriak. Ada Hendra di luar.” Bisik Nagara. Dan Joey mengangguk.
Ya Tuhan, tolong lindungilah mereka bertiga.