bagian tujuh belas; kekacauan (lagi).

“Kamu mau kemana?” Nagara sudah berdiri di kamar mereka.

Setelah Nagara menerima telepon dari Hendra, lelaki itu langsung meninggalkan urusan kantornya dan langsung pergi ke apartemennya.

Disinilah dia sekarang. Berdiri di belakang Joey yang kini sedang memasukkan bajunya ke dalam koper.

”Gue mau pulang.” Joey membalas tatapan Nagara.

”Kamu nggak boleh kemana-mana, Joanne.”

“Terus buat apa gue disini? Lo udah nggak butuh gue. Lo bahkan nggak mengharapkan kehadiran bayi ini, Nagara.” Joey berteriak pada Nagara. Mengeluarkan amarahnya lebih baik daripada mengeluarkan air matanya di depan lelaki brengsek ini.

Joey lalu mengambil ponselnya. “Hendra… Tolong antar gu..”

”GUE BAKAL BUNUH LO KALAU LO SAMPAI DATENG KE SINI!!!” Bentak Nagara pada Hendra setelah merebut ponsel dari tangan Joey.

”Naga...”

“DIAM!!!”

BRAAAKKK...

Nagara menghantamkan ponsel yang digenggamnya pada lemari yang ada di samping Joey dengan kekuatan maksimalnya. Ponsel tersebut pecah menjadi beberapa kepingan.

Joey terdiam. Tentu saja. Gadis lemah dan sepolos Joey, mana mungkin bisa melawan amarah Nagara. Suaminya yang dia sendiri tidak tahu benar bagaimana jalan pikirannya. Joey kemudian memalingkan pandangannya. Menyembunyikan wajah sedih itu dari pengelihatan Nagara. Dan kini Joey menyerah untuk menahan air matanya. Ia menggigit bibirnya sekuat mungkin untuk meredam suara tangisnya. Bibirnya sakit, pipinya perih, dan hatinya sangat sesak.

BUGGHHH...

Joey tersentak. Terkejut bukan main. Lelaki yang barusan memukul Nagara ini berpakaian rapi. Memakai kemeja abu-abu tua berlengan panjang yang ia gulung sampai siku. Pakaian yang sangat pas pada tubuhnya. Dia juga memakai celana Jeans belel kesayangannya sebagai bawahan.

Malik.

Secepat kilat tanpa kata, lelaki yang kartu identitasnya bertuliskan nama Malik Andeswara itu meraih tangan Joey. menyambar koper sang adik dan menariknya pergi dari pandangan Nagara.

Nagara tidak pernah memperkirakan kehadiran Malik. Kenapa lelaki itu tiba-tiba kesini? Nagara hanya bisa mematung membiarkan Malik membawa Joey pergi darinya. Kenyataan sialan kalau dia telah menyakiti Joey dan Malik mempunyai hak atas gadis itu, membuat Nagara tidak bisa berbuat apa–apa. Ya, setidaknya untuk sekarang.

Suatu hari nanti, Joey akan kembali padanya. Nagara akan mengusahakan itu. Dengan apapun. Nanti. Hibur Nagara dalam hati.

Dan Nagara melihatnya. Mata yang merah dan wajah pucat yang basah dengan air mata. Ahh, satu lagi. Tubuh yang bergetar hebat. Itu adalah bagaimana keadaan gadisnya yang tertangkap oleh ekor mata Nagara. Tanpa kata-kata, Joey hanya patuh pada kakak laki-lakinya untuk pergi dari apartemennya.

—jaemtigabelas